Rezeki, jodoh, kematian, sudah Allah yang
mengatur. Ketiganya akan senantiasa dialami manusia saat hidup di dunia.
Ketiganya sama-sama diperjuangkan agar mendapatkan hasil yang maksimal dan
baik. Rezeki yang maksimal serta baik digapai lewat semangat dalam mencarinya.
Pun dengan jodoh. Allah menakdirkan yang baik, untuk yang baik. Artinya saat
kita ingin mendapatkan yang baik beserta “paket komplit” yang dinamakan jodoh
idaman pun, kita mesti berjuang. Apalagi kematian. Kematian yang baik ialah
yang diawali lewat gerbang khusnul khatimah yang ditandai dengan ucapan “Laa
Ilaaha Ilallah” diakhir hayat. Hal ini tidak bisa direncanakan saat di dunia
cukup dengan mengatakan “besok kalau meninggal akau mau ngucap tahlil, biar
masuk surga”. Tidak cukup hanya itu, karena kematian yang baik adalah cerminan
dari kehidupannya semasa di dunia. Dekatkah selama ini dengan Allah? Bahagiakah
saat mengerjakan yang Wajib dan Sunnah?
Impian itu, wajib dimiiki setiap orang. Ibarat seerti
air yang mengalir, pun harus ada muaranya diujung yang dituju. Memastikan bahwa
lautlah tujuan utamanya, bukan ke selokan. Impian yang satu ini erat kaitannya
dengan penggapaian rezeki yang baik. Perlu diperjuangkan dan direncanakan. Impian
yang konkrit dan terarah, seperti misalnya “tahun 2017 aku ingin bisnis keju
aroma ku telah memiliki 1000 reseller di seluruh Indonesia”, demikianlah
impian.
Oke, sekarang masuk ke ranah spesifikasi impian
dari seorang Anindya Rizqi Fauziyyah. Seorang Mahasiswi yang sudah menjadi ibu
rumah tangga. Mahasiswi yang masih berjuang dengan tugas akhir serta berjuang
mengokohkan rumah tangganya, berjuang sepenuhnya mendukung suami tercinta serta
mendampinginya dalam setiap situasi dan kondisi. 2017 akan menjadi perjalanan
tahun yang insya Allah penuh keberkahan dengan impian-impian yang tidak hanya
mengejar dunia, tetapi juga akhirat. Seperti kebermanfaatan ilmu yang
didapatkan dari tamatnya S1 Ilmu Komputer Anin. Tidak hanya gelar S.Kom semata,
melainkan bagaimana membuatnya menjadi amanah dengan kemampuan IT yang dimiliki.
Yaah, minimal bisa dimanfaatkan untuk analisis bisnis yang ingin dibangun
dengan memanfaatkan teknologi nantinya. Juga keinginan besar memiliki buah hati
di bulan September 2017 sebagai pelengkap perjuangan untuk menciptakan generasi
yang bermanfaat bagi ummat dan senantiasa mencintai Al-Qur’an. Aamiin Ya Allah.
Wisuda, Bisnis, Buah Hati. Ketiganya menjadi
garis besar impian yang ingin dicapai pada 2017. Hanya itu? Ingin melihat
masjidil haram dan beribadah lebih dekat dengan Allah, menjadi keinginan utama
pula. Insya Allah masih ada breakdown lainnya
dalam menggapai keberkahan 2017 di masa depan, jika masih cukup umur yang
diberikan oleh Allah tentunya.
Namun, ada yang lebih peting dari sekedar
impian yang bentuknya masih sebatas afirmasi. Karena ada sesuatu yang sudah
pasti akan terjadi, hanya saja kita tidak tahu kapan waktunya. Iya, lagi-lagi
soal kematian. Memperjuangkan kebaikan untuk mendapatkan surge yang indah,
tidak perlu menunggu sampai 2017. Saat ini, jam ini, detik ini, mulailah gapai
cita-cita impian khusnul khatimah dan syahid di jalan Allah menjadi tujuan
utama. Meningkatkan keimanan dan takwa pada Allah. Mengutamakan Allah daripada
yang lain. Melakukan hal yang dicintai oleh Allah lewat ibadah shalat, puasa,
zakat, sedekah, berbuat baik, dll.
Bismillah. Ya Allah. Kuatkan kami untuk
memperjuangkan impian-impian kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar positifmu akan semakin membangkitkan gairah menulisku :)